Saturday, August 4, 2018

Bu Guyu Kembali dan Ternyata Turun Gunung :)

Wow... setelah berkutat seharian di depan laptop. Akhirnya saya menemukan juga email dan password yang saya gunakan untuk masuk ke blog ini. hahay saking lamanya ditinggal jadi  lupa pake email yang mana. #maaf untuk si blog :)

Tulisan ini juga menjadi sebuah info untuk si blog sendiri bahwa saya sudah turun gunung... Sudah mutasi dan tidak lagi ngajar di bukit. Jadi untuk selanjutnya, blog ini mungkin akan bercerita tentang kegiatan sehari-hari saya sebagai guru pemula, yang belajar menjadi pengajar dengan segala syuka dan dyuka nya :)

Oya, Sekolah tempat saya mengajar sekarang adalah SDN 7 Pemenang Barat. Sebuah sekolah di Kabupaten Lombok Utara yang mungkin lebih terkenal dengan tiga gilinya, Yup... Gili Meno, Air dan Terawangan...

Akhir postingan, sampai jumpa pada post-post berikutnya yang mungkin  agak absurd :D

Tuesday, October 13, 2015

Janji dalam Jemari

Salam Indonesia!

sibuk berkarya
Berbicara tentang kreatifitas anak tak akan ada habisnya. Pada dasarnya para peserta didik memiliki imaji yang tak terbatas hanya saja terkadang mereka tidak memiliki kesempatan untuk menuangkannya. Maka sebagai guru sudah seharusnya kita menyediakan ruang itu, menjadi orang yang memberi dukungan pada langkah awal mereka untuk belajar berkreasi. 

Penting dalam sekali waktu anak dibebaskan untuk merasa santai. Membiarkan mereka bermain dengan seni dan warna. Rasa senang dapat memunculkan ide-ide baru. Hari ini anak-anak bermain warna. Konsepnya menggambar tangan mereka, menghiasnya dan menuliskan sifat yang harus mereka tanamkan dalam diri mereka.

Ada yang menulis sifat Rajin Sekolah, Sehat, Pintar, Hemat dan lain-lain. Seperti apa kreasi mereka?

Mari sini intip nyala semangat di atas bukit.


Anda pun bisa mencoba menerapkannya di dalam kelas. Ini bisa sebagai sarana menanamkan moral pada mereka. Gambar tangan ini juga bisa ditempelkan di pintu kelas maupun dinding kelas. Atau jika dibuat dengan kertas karton anda bisa membuatnya menjadi hiasan gantung dengan teknik ronce (merangkai dengan benang atau tali kur) sebuah alternatif dalam materi Meronce untuk anak kelas V SD.

selamat mencoba...
salam kreasi!

Saturday, October 10, 2015

Membebaskan diri dalam Puisi

Salam Indonesia!
Salam sastra!

Belajar berekspresi
Puisi merupakan salah satu cara memperkenalkan sastra pada anak. Konsep tentang sastra anak adalah
karya sastra yang secara psikologis dapat dipahami oleh anak. Tentunya bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana yang dapat dimengerti anak, sehingga penghayatan terhadap makna puisi menjadi lebih dalam.

Apa sastra penting untuk anak?
Ya! karena sastra akan merangsang keinginan anak untuk membaca. Banyak pendidikan moral yang juga dapat ditanamkan pada anak melalui sastra. Selain itu anakpun dapat mengekspresikan diri dalam bentuk karya sastra. Contohnya membuat puisi atau mengarang cerita fiksi.

mengekspresikan diri lewat puisi
Dalam materi puisi pada siswa kelas V, indikator yang ditekankan adalah anak mampu membaca puisi dengan intonasi dan lafal yang tepat. Pada awal pembelajaran rasa malu menjadi kendala. Dampaknya anak menjadi kaku dan hanya terpaku pada teks ketika membaca puisi. Pada pertemuan selanjutnya anak terus diberikan pengautan akan pentingnya membuang rasa gugup dan malu ketika tampil membaca puisi. Pemberian contoh oleh guru juga penting sebagai sebuah dasar bagaimana cara membaca puisi. 

Selain itu menonton video pembacaan puisi juga bisa jadi alternatif agar anak bisa percaya diri membaca puisi di depan kelas. Meminta mereka membuat dan membaca karya sendiri juga menjadi langkah tepat. Kedua hal ini akan menyeimbangkan pikir dan lisan dalam berkarya. 

Alangkah baiknya jika pembelajaran dan pembiasaan membaca puisi tidak hanya sampai materi dalam kelas. Namun juga berkesinambungan. dalam artian anak-anak memang dibiasakan menulis setidaknya 2 puisi selama 1 minggu. Bayangkan jika mereka kontinu menulis selama 2 semester. Karya-karya mereka akan membuktikan bagaimana mereka telah berkembang.

Siapa tahu bukan, dari mereka lahirlah karya-karya sastra bermutu yang membanggakan Indonesia.
Puisi berikut adalah puisi yang dibaca sebagai latihan di kelas.

Amarah
Aku Seru!
Aku deru!
Aku merah
Akulah amarah!
yang lahir dari tangis lapar
rakyat-rakyat kecil

Belajar Membuat Motif Hias Nusantara



Salam Indonesia!

Materi SBK kelas V SDN 5 Pemenang Timur selanjutnya adalah Motif Hias Nusantara. 
Pengenalan motif hias yang paling mudah adalah lewat batik. bukan berita baru jika batik Indonesia kaya akan motif hias dan warna. Beberapa daerah memiliki ciri khas yang menonjol dalam batik-batik mereka. Sebagai contoh daerah pekalongan dengan ciri motif dan corak pesisir yang kaya warna. Daerah Solo lain lagi, corak hiasannya menonjolkan makna-makna simbolis. 

Apakah sejauh itu mengambil contoh? Tidak juga karena NTB memiliki corak khas pada batiknya. Batik NTB dikenal dengan nama batik Sasambo. Nama ini diambil dari nama suku di NTB yakni Sasak dan Mbojo.

Memperkenalkan batik pada anak adalah cara membuat mereka lebih mengenali kearifan lokal. Cara mereka belajar menghapal wajah daerah yang kelak akan mereka jaga dan bawa nama baiknya.

Di atas kertas mereka mulai menggores. Membuat garis, menghubungkan pola sehingga tercipta ragam corak yang penuh warna. Biarkan mereka mengekspresikan diri karena setiap goresan akan mengantar mereka ke dalam kreasi tanpa batas.

Di sini.. dalam sebuah ruang kelas di atas bukit....

contoh desain motif hias

contoh karya siswa

Penjara itu Ruang Kelas Kita

contoh display kelas
Salam Indonesia!

Apa kabar para guru? Semangat terus?
Hari ini kita akan membahas display kelas atau bulletin boards atau papan pajangan karya siswa.

Apa pentingnya?
Display kelas berfungsi sebagai entertain dalam ruang kelas. Selain itu ia juga bisa berfungsi sebagai hiasan interior agar kelas-kelas lebih hidup dan siswa-siswa kita tidak merasa bosan karena hanya menatap dinding-dinding kaku ruang kelas. Mereka membuthkan pemandangan lain yang dapat menginspirasi dan menajamkan imajinasi mereka.

Bahan utama display kelas adalah hasil belajar siswa. Produk, proyek ataupun beberapa karya lain yang dapat diatata sedemikian rupa sehingga memotivasi siswa untuk terus berkarya. Hal ini dapat memicu daya cipta mereka. Siapa tahu dari karya-karya kecil ini, suatu hari mereka membuat penemuan besar yang membanggakan. 

Oleh karena itu, selama kebersamaan kita yang beberapa tahun di SD, mari mengoptimalkan daya cipta mereka. Mari mulai menata ruang kelas sehingga siswa-siswa kita tidak merasa terpenjara, yang membuat mereka gelisah sehingga berlomba membuat alasan untuk keluar kelas.

Saya Salah Bu!

Salam Indonesia!

Apakah anda tergolong guru yang mengukur kepandaian siswa dari kemampuannya berhitung?
Apakah anda termasuk guru yang menganggap siswa lemah hanya karena nilai matematikanya jeblok?
Apakah anda termasuk guru yang sering kumat teriakannya ketika setengah siswa menatap kosong pada papan yang penuh rumus dan angka?

Kalau begitu kita perlu mendengar pendapat bang Gardner (Howard Gardner) yang mencetuskan teori kecerdasan majemuk atau multiple intelegences. Di antaranya ada kecerdasan linguistik (bahasa) dimana seseorang mampu mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang komplek. Kecerdasan Logistik (matematika) adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi matematika yang komplek. Interpersonal kemampuan memahami orang lain, di lain sisi kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri. Selain itu ada kecerdasan musik, visual, kinestetik dan kecerdasan naturalis (alam).

Bang Gardner berpendapat bahwa setiap orang memiliki cara unik dan tersendiri dalam berkontribusi bagi lingkungan, budaya dan masyarakat. Ini tentunya bertentangan dengan pandangan umum yang menyatakan bahwa kecerdasan seseorang cukuplah diukur dengan suatu kemampuan tunggal yang dapat diukur.

Jangan sampai kekakuan guru menyebabkan siswa tak mampu menunjukkan kemampuan dan bakat sebenarnya hingga jati dirinya telah lebih dulu hilang di bangku SD. Pengalaman menarik seorang teman guru adalah menghadapi seorang siswa yang saat menyerahkan lembar kerja matematikanya selalu lebih dulu berkata "saya salah bu!".
Sebuah cerminan bahwa ia tidak mempunyai kepercayaan diri dalam bidang eksak. Lantas apakah ia bodoh? Tidak! karena ternyata ia memiliki dunianya sendiri tempat ia merasa mampu, tempat dimana kreasi dan imajinasinya tumbuh. Tempat ia mendapat pengakuan dari teman-temannya... 
Tidak ada lagi kata "saya salah bu!" sebagai gantinya ia berkata

"Bu... saya suka menggambar..."


ah.. bukankah ini tanda ada cinta? cukuplah ia sebagai penyemangat dalam belajar... karena darinya akan lahir sebuah cita, sebuah harapan.

Nak tahukah kau?
Indonesia tak pernah berhenti berharap pada generasi mudanya..
ya..
padamu...
padamu...

Belajar Sudut dengan Pose Duyung

Salam Indonesia!
Anak-anak kelas V belajar matematika dengan materi Sudut. Selain belajar mengukur dan menggambar sudut dengan penggaris busur derajat, mereka juga mendapatkan pendalaman materi lewat permainan.
Berikut beberapa foto kegiatan di dalam kelas.

Memperkenalkan dan menanamkan konsep tentang sudut lancip.

Dua anak melakukan pose-pose yang menunjukkan sudut lancip, sedangkan teman-temanya yang lain membuat lingkaran besar.

Berikut kegiatan mereka saat membuat bentuk sudut siku-siku
Melibatkan anak untuk lebih aktif dalam pembelajaran bukan hanya ampuh menghidupkan kelas, namun juga cara efektif meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran. Jika ada metode lain dalam pembelajaran dengan materi sudut atau metode belajar secara umum, silahkan tinggalkan komentar : )